Thursday, February 17, 2011

Sistem Perekonomian Indonesia

SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
·       PENDAHULUAN
Pola dan proses dinamika pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.    faktor internal:
·       kondisi fisik
·       lokasi geografi
·       jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM)
·       Kondisi awal ekonomi
·       Sosial dan budaya
·       Peran pemerinttah didalam ekonomi

2.    Faktor Eksternal:
·       Perkembangan Teknologi
·       Kondisi perekonomian dan politik dunia
·       Keamanan global

Untuk memahami kenapa pengalaman suatu negara dalam membangun ekonomi ya berbeda dengan negara lain, maka perlu juga diketahui sejarah ekonomi dari negara itu sendiri. Sering dikatakan bahwa keadaan perekonomian negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Malaysia selama ini tidak lepas dari pengaruh sistem perekonomian atau orientasi pembangunan ekonomi yg diterapkan, pembangunan infrastruktur fisik dan sosial (seperti pendidikan dan kesehatan) yg dilakukan dan tingkat pembangunan yg telah dicapai pada masa lampau yakni pada zaman kolonialisasi.
·       SEJARAH EKONOMI INDONESIA
1.  Pemerintahan Orde Lama

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun tida berarti dalam praktek nya Indonesia sudah bebas dari Belanda dan bisa memberi perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi . karena hingga menjelang akhir 1940-an, Indonesia masih menghadapi dua peperangan besar dengan Belanda, yakni pada aksi Polisi I dan II. Setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia selama dekade 1950-an hingga pertengahan tahun  1965. Indonesia dilanda gejolak politik di dalam negri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah, seperti di   Sumatera dan Siulawesi. Akibatnya, selama pemerintahan Orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buru, walaupun sempatmengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama dekade 1950-an dan setelah itu turun derastis menjadi rata-rata pertahun nya 1.9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) masing-masing hanya sekitar 0.5% dan 0.6%. selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak tahun 1958, defisit saldo neraca pembayaran (APBN)     terus mebesar dari tahun ke tahun.
         Selain itu, selama periode Orde Lama, kegiatan produksi di sektor pertanian dan sektor industri manufaktur berada pada tingkat yg sangat rendah karena keterbatasan kapasitas produksi dan infrastruktur pndukung, baik fisik maupun non fisik seperti pendanaan dari bank. Akibat rendahnya volume dari sisi suplai dan tingginya permintaan akibat terlalu banyak nya uang yg beredar di masyarakat mengakibatkan tingginya tingkat inflasi sempat mencapai lebih dari 300% menjelang akhir periode Orde Lama.
Jadi, buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik maupun non fisik selama pendudukan Jepang, pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia kegiatan produksi yang mendukung kekuatan perang Jepang di Asia Tenggara sangat tinggi hingga terjadi eksploitasi khususnya di sektor pertambangan dan sektor pertanian. Sedangkan produksi barang-barang untuk kebutuhan konsumsi nonmiliter di dalam negeri terhenti karena semua bahan baku dan faktor produksi seperti kapital dan tenaga kerja yg ada dikerahkan ke industri-industri untuk keperluan militer Jpang. perang Dunia II dan perang revolusi serta gejolak politik di dalam negeri dan ditambah dengan manajemen ekonomi makro yg sangat jelek selama rezim tersebut.
         Mengikuti kerangka analisis dari Dumairy (1966), periode orde lama dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: periode 1945-1950. Periode demokrasi parlementer (1950-1959) dan periode demokrasi terpimpin (1959-1965). Periode demokrasi parlementer juga dikenal sebagai periode demorasi liberal. Dalam periode ini terjadi perubahan kabinet 8 kali, yakni diawali oleh kabinnet Hatta (Desember 1949-september 1950) dan setelah itu berturut turut Kabinet Natsir (September 1950-Maret 1951), kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952), Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953), kabinet Ali I (Agustus 1953-Juli 1955), kabinet Buharuddin ( Agustus 1955-Maret 1956), kabinet Ali II (April 1956-Maret 1957) dan kabinet Djuanda (Maret 1957-Agustus 1959).
         Dilihat dari aspek politiknya selama periode Orde Lama dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yg sangat demokratis yakni pada periode 1950-1959 sebelum diganti dengan periode demokrasi terpimpin. Berbeda dengan periode sebelumnya pada zaman demokrasi terpimpin, kekuasaan militer dan almarhum Presiden Soekarnosangat besar, sedangkan pada periode demokrasi liberal, kekuasaan ada ditangan sejumlah partai politik, dua diantaranya yg paling besar adalah partai Masyumi dan Partai Nainal Indonesia (PNI0.AKAN TETATPI SEJARAH Indonesia menunjukan bahwa sistem politik yg sangat demokrasi terseburt ternyata menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional. Akibat terlalu banyaknya partai politik yg ada dan semuanya ingin berkuasa , sering terjadi konflik antar partai politik. Konflik politik tersebut berkepanjangan sehungga tidak memberi kesempatan untuk membentuk suatu kabinet pemerintahan yg solid dan dapat bertahan hingga pemilihan umum berikutnya.
         Selama periode 1950-an, struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi. Sektor formal seperti pertambangan, distribusi, transportasi, bank, dan pertanian komersil yg memiliki kontribusi lebih besar daripada sektor informal/tradisional terhadap output nasional aadidominasi oleh perusahaan2 asing tersebut berlokasi di kota2 besar.
         Keadaan ekonomi Indonesia terutama setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing Belanda menjadi lebih buruk dibandingkan keadaan ekonomi semasa penjajahan Belandaditambah lagi dengan peningkatan inflasi yg sangat tinggi pada dekade 1950-an.
         Buruknya perekonomian Indnesiapada masa pemerintahan orde lama jseain disebabkan kondisi politik yg tidak mendukubng juga juga disebabkan oleh keterbatasan faktor-faktor produksi seperti orang2 dgn tingkat ukewirausahaan dan kapasitas manajemen yg tinggi, tenaga kerja dgn pendidikan/keterampilan yg tinggi, dana khususnya untuk membangun infrastruktur yg sangat dibutuhkan oleh industri) teknologi dan kemampuan pemerintah sendiri untuk menyusun rencana dan strategi pembangunan yg baik.

2.  Pemerintahan Orde Baru
Tepatnya sejak bulan maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru. Berbeda dari pemerintahan Orde Lama, dalam era orde baru ini perhatian pemerintah lebih ditunjukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial ditanah air. Pemerintahan orde baru menjalin lagi hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi npengaruh ideologi komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota PBB dan lembaga dunia lainnya. Sebelum rencana pembangunan lewat repelita dimulai terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, politik serta rehabilitasiekonomi didalam negeri.sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi termauk ekspor yg sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tersebut ditambah dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun (REPALITA) secara bertahap dgn target2 yg jelas sangat dihargai oleh negara-negara Barat. Tujuan jangtka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa orde baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar, yg pada saat itu dianggap sebagai satu-satunya cara yg paling tepat dan efektif untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi seperti esempatan kerja dan defisit neraca pembayaran.
          Keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa orde baru tidak saja disebabkan oleh emampuan kabinet-kabinet yg dipimpin oleh presiden suharto yg jauh lebih baik/solid dibanding pada masa orde lama dalam menyusun dan melaksanakan rencan, strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi tetapi juga berkat penghasilan ekspor yg sangat besar dari minyak.
Sejak pada masa Orde Lama hingga berakhirnya masa Orde Baru dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami dua orientasi kebijakan yg  berbeda yakni dari tertutup yke ekonomi terbuka. Perubahan orientasi kebijakan ekonomi ini membuat kinerja ekonomi nasional pada masa pemerintahan orde baru menjadi jauh lebih baik dibandingkan pada masa pemerintahan orde lama.
          Hal ini menunjukan bahwa ada beberapa kondisi utama yg harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik yaitu dengan cara sebagai berikut:
·       Kemampuan politik yg kuat
·       Stabilitas politik dan ekonomi
·       Sumber daya manusia yg lebuih baik
·       Sistem politik dan ekonomi terbuka yg berorientasi ke Barat
·       Kondisi ekonomi dan politik dunia yg lebih baik

3.  Pemerintahan transisi
4.  Pemerintahan reformasi
5.  Pemerintahan Gotong Royong

·      SISTEM EKONOMI DI INDONESIA

1.  PENGERTIAN- PENGERTIAN SISTEM EKONOMI
menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yg mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Dumairy juga mengatakan bahwa sistem ekonomi itu tidak berdiri sendiri , ia berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempat ia berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja da;am suatu suprasistem kehidupan masyarakat.ia merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan bermasyarakat disuatu negara.
Sementara Sheridan berpendapat bahwa sistem ekonomi adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
Menurut Sanusi, sistem ekonomi adalah suatu organisasi yg terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata yg saling mempengaruhi satu dengan yg lain nya kearah pemecahan problem-problem produksi-distribusi yg merupakan problem dasar setiam perekonomian.

2.  Sistem- sistem ekonomi
Menurut sanusi perbedaan antara sistem ekonomi satu dengan yg lain terlihat dari ciri-cirinya, yitu:
-         Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yg dibutuhkan
-         Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
-         - pengaturan pemilihan / pemakaian alat2 produksi
-         Pemilihan usaha yg dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
-         Pengaturan motivasi usaha
-         Pembentukan harga barang onsumsi dan produksi
-         Penentuan pertumuhan ekonomi
-         Pengendalian stabilitas ekonomi
-         Pengambilan keputusan
-         Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Ada 3 macam sistem ekonomi di dunia:
1.    Sistem ekonomi kapitalis
Menurut sanusi sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kakayaan yg produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk memperoleh suatu keuntungan yg cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yg produktif.

6 ciri sistem ekonomi kapitalis:
-         Hak milik pribadi
-         Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih
-         Motif kepentinganm sendiri
-         Persaingan
-         Harga ditentukan oleh mekanisme pasar
-         Peranan pemerintah terbatas

2.    Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat
Sistem ekonomi sosialis terbagi menjadi 2 subsistem yaitu:
. Sistem ekonomi komando
. Sistem ekonomi sosialis demokrat

3.    Sistem Ekonomi Campuran
Adalah sistem ekonomi yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonmi kapitali dan sistem ekonomi sosialis.
          Tiga asas penting yg mendasari pancasila dan dan UUD 1945 yg membentuk suatu sistem ekonomi Indonesia, yakni kemanusiaan, persaudaraan, dan gotong royong. Penekanan dari ke tiga asas tersebut adalah pada kehidupan individu dan masyarakat dalam keseimbangan dan keselarasan yg diatur dalam TAP MPR No. II/MPR/1978.

sumber : dari buku Perekonomian Indonesia, Dr. Tulus T.H. Tambunan, Ghalia Indonesia
Nama : Siti Nurul Kusuma W
Kelas   : 1EB07